Wednesday, December 26, 2012

Sejarah Panjang Antara Hawa dan Kosmetika



Menjadi seorang wanita mungkin memang tidak mudah, selalu dituntut untuk tampil lebih menarik. Bagi sebagian besar wanita, hidupnya tidak lepas dari sentuhan kosmetik. Yah...minimal pakai bedak lah.. sebelum beraktifitas. Penggunaan kosmetik untuk mempercantik diri bahkan telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu peradaban yang menjunjung tinggi kecantikan adalah bangsa mesir kuno. Bangsa mesir kuno telah mengenal parfum, eyeliner, eyeshadow, blush-on, pewarna bibir, pewarna kuku, dan pewarna rambut.

Eyeliner atau kohl yang umum digunakan oleh wanita mesir kuno terbuat dari 2 jenis mineral, yaitu malachite dan galena. Malachite memberikan sentuhan warna hijau yang cantik, sedangkan galena menghasilkan sapuan warna abu-abu tua. Malachite dan galena dihancurkan menjadi bubuk dan dipakai dalam bentuk pasta. Sebelum jaman pemerintahan dinasti 11 di mesir kuno, kohl diambil dan dioleskan ke mata dengan jari. Malachite dihasilkan dari gunung Sinai, dan galena dihasilkan dari Aswan dan laut Merah. Kedua mineral ini banyak ditemukan di makam dan disimpan dalam balutan linen atau tas kulit. Peninggalan kohl ditemukan dari Dinasti 19 dari Koptos, Dinasti 18 dari Naharin dan Punt.

Untuk mewarnai daerah seputar mata dan pipi (eye-shadows & blush on), wanita mesir kuno menggunakan sapuan warna merah dari haematite atau red ochre. Sedangkan pewarna yang digunakan untuk mewarnai rambut, kuku, kaki, dan tangan adalah henna (Lawsonia inermis), yang sudah pernah saya bahas sebelumnya melalui akun facebook saya, bahwa henna mengandung senyawa lawsone yang mampu berikatan dengan protein. Elliot Smith yang meneliti rambut mumi Honttimihou dari Dinasti 18 menemukan bahwa henna adalah pewarna rambut yang digunakan. Pewarna yang tidak kalah penting lainnya adalah pewarna bibir atau dalam dunia modern dikenal sebagai gincu atau lipstick. Wanita mesir kuno mewarnai bibir mereka dengan pigmen merah keunguan yang berasal dari rumput laut. Pewarna ini mengandung senyawa iodine dan bromine mannite.

Bangsa mesir kuno tinggal di daerah yang panas. Bagaimana cara mereka menjaga kulit dan rambut agar tidak rusak akibat paparan matahari? mereka menggunakan minyak dan lemak untuk dioleskan di kulit dan rambut. Hingga saat ini pemakaian lemak dan minyak untuk kulit dan rambut masih digunakan di Nubia dan Sudan. Minyak yang digunakan sebenarnya lebih dari satu jenis, namun yang biasa dipakai oleh masyarakat tingkat kebawah adalah Castor oil dari Ricinus communis dan lemak dari hewan. Parfum juga ditambahkan ke dalam minyak dan lemak yang akan digunakan. Parfum dibuat oleh bangsa mesir kuno dari material yang harum seperti bunga, buah, kulit kayu, atau daun melalui metode destilasi dan medium untuk menyerap dan menyimpan wangi yang dihasilkan adalah minyak atau lemak.

Pewangi atau incense diperkiarakan pertama kali digunakan oleh bangsa mesir kuno pada masa pemerintahan Dinasti 5 atau 6. Sebagai wangi-wangian mereka menggunakan frankincense (Boswellia spp.) dan myrr (Commiphora myrrha). Gum resin dari kedua jenis tumbuhan ini dibakar dan menghasilkan aroma yang wangi. Selain itu mereka juga menggunakan champor (Cinnamonum champora) dan benzoin (Styrax benzoin), yang diimpor dari Timur Jauh atau Far East yang diperkirakan adalah Indonesia, serta bahan-bahan lain yang diperoleh dari Asia Kecil.

Untuk mengharumkan nafas, bangsa mesir kuno mengunyah resin yang disebut ladanum. ladanum berwana hitam atau cokelat tua. Penggunaan ladanum dilakukan sejak Dinasti Pertama Mesir Kuno. Hingga saat ini mengunyah ladanum untuk mengharumkan nafas masih dilakukan oleh wanita mesir.

Dan... yang harus disyukuri oleh kalian para wanita modern abad 21 adalah... saat ini kosmetik tersedia dalam berbagai ragam variasi warna dan bentuk, serta pemakaiannya yang sudah lebih mudah. Sehingga tidak repot dan membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat untuk tampil lebih cantik dan mempesona :)


Well... tampaknya kosmetik memang bagian yang tidak terpisahkan dari kaum Hawa ya? mulai dari sebelum masehi hingga era abad 21... dan saya menulis catatan singkat ini karena mendapatkan inspirasi ketika menemani adik membeli kosmetik di salah satu Mall di kota Paris van Java. Kosmetik..yang menurut saya adalah salah satu bagian kecil dari kompleksitas seorang wanita :).

Referensi:
Lucas, A. 1930. Cosmetics, Perfumes and Incense in Ancient Egypt. The Journal of Egyptian Archaeology, Vol. 16 (1): 41-53

No comments:

Post a Comment